Selamat datang di blog jeruk-nipis.blogspot.com......dan terima kasih atas kunjungan anda...!!!

Blogger templates

Photobucket iklan mutiaranet

Jumat, Desember 04, 2009

Teknik Mencangkok Jeruk Nipis


Untuk menjawab salah satu pertanyaan salah satu pengunjung blog saya, lewat tel pon dari Kalimantan Selatan yang menanyakan bagai mana teknik mencangkok jeruk nipis. cara mengcangkok jeruk nipis sama dengan mencangkok tumbuhan lainnya. adapun caranya sebagai berikut

- Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan
menghilangkan kambium pada cabang atau
ranting sepanjang 5-10 cm.
- Tumbuhan dikotil yang dicangkok akan memiliki
akar serabut,bukan akar tunggang.
- Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat
berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam
dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan
mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah
serabut, dan umurnya lebih pendek dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji.

Bahan bahannya :
1 Pohon .
2 Pisau tajam.
3 Kantong plastik .
4 Tanah gembur.
5 Air.

Cara mencangkok:
1. Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun
terlalu muda.
2. Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut
sepanjang 5-10 cm.
3. Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
4. Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan
plastik atau sabut kelapa. Ikat pada kedua ujungnya
seperti membungkus permen. Bila menggunakan
plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu.
5. Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya
setiap hari.
6. Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau
ranting tersebut, dan tanamlah di dalam tanah.

Muda-mudahan tulisan ini dapat menjawab pertanyaan yang Bapak ajukan

Kamis, November 19, 2009

Presiden jeruk (Jeruk Nipis)

leh Intisari

Alkisah, negara jeruk mengadakan pemilihan presiden, untuk pertama kalinya dalam sejarah. Syarat calon presiden terpilih cukup berat, harus memberi manfaat sebanyak-banyaknya buat manusia. Maka berkampanyelah jeruk keprok, jeruk manis, jeruk sitrun, jeruk sambal, jeruk purut, jeruk sankis, jeruk mandarin, hingga jeruk siam. Namun, mengapa yang menang justru jeruk nipis ?

Ternyata, setelah melalui perhitungan jasa, tak satu pun jeruk yang punya manfaat melebihi jeruk nipis alias Citrus aurantium. Padahal saingannya sekitar 1.300-an jenis jeruk (baru puluhan yang dibudidayakan, karena bernilai ekonomi tinggi).

Bukti keunggulan jeruk nipis juga bisa dilihat pada ramuan obat maupun kecantikan tradisional di Indonesia. Hampir semuanya mencantumkan nama jeruk nipis sebagai bahan baku, baik untuk dimanfaatkan air buahnya maupun daunnya.

Orang Belanda, terutama yang berdiam di kota-kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, atau Rotterdam pun banyak yang mengenal manfaat jeruk nipis. Bahkan di AS, kegunaan jeruk nipis juga mulai diakui. Di Ohio State Biotechnology Centre, Columbus, misalnya, salah satu laboratoriumnya rajin meneliti jeruk nipis.

Apa urgensi penelitian tersebut buat mereka? Konon, sebagian besar jeruk hanya kaya vitamin (khususnya C). Bagaimana dengan jeruk nipis? Lebih dari itu.

Kompres dan bau ketiak

  • Manfaat sampingan jeruk nipis yang telah lama diketahui orang, misalnya sebagai obat batuk.

Buah jeruk nipis dibelah, kemudian permukaan belahannya diberi olesan kapur sirih. Lalu dipanaskan, sebelum akhirnya perasan airnya diminum bersama air jernih. Resep tadi juga berguna sebagai pemaksa keluarnya dahak.

Kalau cara di atas belum mempan, bisa dijajal formula lain. Misalnya dengan mencampur air perasan buah jeruk nipis dengan buah cengkeh, kalau perlu ditambah gula batu sedikit biar enggak terlalu asam, kemudian campur dengan air panas. Setelah larut, baru diminum.

Tegang pada otot tangan, kaki ataupun bagian-bagian tubuh lainnya juga bisa dikurangi dengan menggosokkan bagian yang pegal pakai perasan jeruk nipis plus sedikit air. Atau rendam bagian yang pegal di air perasan buah jeruk yang telah ditambah air hangat di dalam ember kecil. Gunakan juga jeruk nipis sebagai pengganti kompres untuk menurunkan panas badan anak. Caranya, tambahkan air perasan jeruk nipis dengan selembar daun sirih, lalu tambahkan air hangat. Alat kompres pun siap digunakan.

Ada lagi ?

Ya, jika sebelum atau selama perjalanan panjang Anda meminum perasan air buah jeruk nipis, mabuk perjalanan mestinya bisa dihindari. Juga buat mereka yang sering menderita gangguan saat buang air kecil, minum air perasan buah jeruk nipis ditambah gula batu sedikit, ternyata banyak manfaatnya.

Masyarakat Jawa juga kerap menggunakan air perasan buah jeruk nipis untuk mengecilkan dan mengeringkan peranakan sehabis melahirkan. Formulanya, campur air perasan tersebut dengan kapur sirih, jadikan parem, lalu balur parem tadi ke perut selama 40 hari.

Bagi mereka yang ketiak atau keringatnya bau, juga ada resep manjur. Campurkan saja perasan jeruk nipis dengan sedikit kapur sirih, kemudian gosokkan ke sumber bau. Dalam sekejap, bau tak sedap berubah wangi. Begitu banyaknya manfaat jeruk nipis, sampai-sampai para pakar pengobatan tradisional menjulukinya "buah seribu manfaat." Pasalnya, selain berkhasiat obat, perasan air jeruk nipis juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis akibat ikan atan pun senyawa lainnya.

Perasan tadi juga berjasa mengilatkan kembali barang-barang yang terbuat dari kuningan serta logam lainnya. Bahkan jauh sebelum beredar deterjen pemutih pakaian banyak ibu-ibu yang menambahkan terlebih dahulu air perasan buah jeruk nipis pada noda tersebut, sebelum dicuci normal.

Para petani buah-buahan pun tak mau kalah. Mereka umumnya merendam buah hasil kebunnya beberapa saat di dalam air yang dicampur dengan air perasan buah jeruk nipis. Diharapkan buah-buahan itu akan terbebas dari serangan noda yang dapat menurunkan nilai jual.

Terakhir, dilibatkan dalam membuat ragi tape. Selain menggunakan campuran tepung beras ketan, air tebu, dan sebagainya, penambahan perasan buah jeruk nipis sangat dianjurkan. Ragi plus tadi dijamin mempunyai kinerja lebih baik dalam memfermentasi ketela atau beras ketan menjadi peuyeum.

Tak salah kalau jeruk nipis dinobatkan jadi "presiden" negara jeruk. (H. Unus Suriawiria, Guru Besar Bioteknologi dan Agroindustri, di Bandung)

Minggu, September 13, 2009

Teknik Budidaya Jeruk Nipis

I. PENDAHULUAN
4.6. Penggunaan Hormonik
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).
4.7.Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
4.8. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
V. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.

5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

VI. Panen
Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.

Minggu, Juni 14, 2009

Atasi Jerawat dengan Madu dan Jeruk Nipis


Jerawat yang tumbuh di wajah seringkali mengganggu kita dan mungkin dapat menurunkan rasa percaya diri kita. Menggunakan obat jerawat kadang-kadang belum tentu cocok dan hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Untuk pergi ke dokter wajah, kita harus mengeluarkan dana yang cukup besar.

Harga Sembako Naik akibat Harga Internasional


Kamis, 4 Juni 2009 | 21:11 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Kenaikan harga sejumlah komoditas termasuk bahan-bahan pokok dipengaruhi oleh harga komoditas tersebut di pasar internasional. Kenaikan harga dinilai tidak ada kaitannya dengan rencana penyelenggaraan pemilu presiden.

Ini dikatakan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu seusai seminar Global-Creative Industries Opportunities di Hotel Sahid Jaya, Solo, Kamis (4/6). "Harga barang-barang kebutuhan pokok naik karena harga di pasar internasional juga meningkat," kata Mari Elka Pangestu.

Dari hasil pantauan pihaknya, beberapa komoditas yang naik harganya adalah minyak goreng dan gula pasir. Namun, dengan adanya rencana penerapan kenaikan bea keluar pada bulan ini diharapkan akan mengendalikan harga minyak goreng di dalam negeri. Sedangkan musim giling tebu yang sudah dimulai, menurut Mari Elka, akan menurunkan harga gula pasir di dalam negeri.

Harga komoditas pertanian


JAKARTA - Harga komoditas pertanian akan lebih cepat kembali ke posisi awal dibanding harga komoditas lainnya. Diproyeksi, harga komoditas pertanian akan kembali naik di kuartal II-2009.

Menurut Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengatakan pada kuartal II-2009, harga akan kembali pada level di akhir 2007 dan awal 2008.

"Semua orang butuh makanan dan cost harga pangan turun maka pertanian kembali booming," ujar Bungaran, di sela Seminar Agribusiness Outlook 2009, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/11/2008).

Bungaran meminta pengusaha bertahan selama empat samapi lima bulan ke depan, di tengah pelemahan harga pangan.

Saat ini, petani sebaiknya menjual semua produknya dan berhemat. Saham sektor agribisnis memang sedang turun, namun di sektor riil, perusahaan masih meraih keuntungan.

"Penurunan permintaan sementara. Sekarang rugi sedikit tidak apa apa karena kemarin sudah untung," pungkasnya. (ade)

Rabu, Mei 20, 2009

Berkebun Jeruk Nipis

Jeruk
Ditulis oleh Benidiktus Sihotang, STP
Selasa, 07 Oktober 2008 10:16
Indeks Artikel
Jeruk
Jeruk hal: 2
Jeruk hal: 3
Jeruk hal: 4
Semua Halaman

Jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.

A. JENIS TANAMAN JERUK

Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit.

Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.

B. MANFAAT TANAMAN JERUK

  1. Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.

  2. Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.

  3. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.

C. SENTRA PENANAMAN

Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya

serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi.

D. SYARAT TUMBUH TANAMAN JERUK

D.1. Iklim

  • Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.

  • Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air

    yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.

  • Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.

  • Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.

  • Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

D.2. Media Tanam

  1. Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir <>

  2. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.

  3. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.

  4. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.

  5. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.

D.3. Ketinggian Tempat

Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies:

  • Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
  • Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
  • Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
  • Jenis Siem: 1–700 m dpl.
  • Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
  • Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
  • Jenis Purut: 1–400 m dpl.

E. BUDIDAYA TANAMAN JERUK

E.1. Pembibitan Jeruk

E.1.1. Persyaratan Bibit

Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan
batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.

E.1.2. Penyiapan Bibit

Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.

E.1.2.1. Teknik Penyemaian Bibit

a) Cara generatif

Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang.

Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang
1 kg/m2.

Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).

b) Cara Vegetatif

Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

E.2. Pengolahan Media Tanam

Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:

1) Manis : jarak tanam 7 x 7 m

2) Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m

3) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m

4) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m

5) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m

6) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m

Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk

kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.

E.3. Teknik Penanaman

Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:

1) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.

Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.

Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.


E.4. Pemeliharaan Tanaman Jeruk

1) Penyulaman

Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.

2) Penyiangan

Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.

3) Pembubunan

Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.

4) Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

5) Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
i) >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.

6) Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.

7) Penjarangan Buah

Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.

F. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JERUK

F.1. Hama

Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)

Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion,
Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

Kutu loncat (Diaphorina citri.)

Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.

Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)

Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.

Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)

Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)<>

Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)

Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).

Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)

Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.

Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)

Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).

Thrips (Scirtotfrips citri.)

Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite(Omite) pada masa bertunas.

Kutu dompolon (Planococcus citri.)

Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.

Lalat buah (Dacus sp.)

Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.

Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)

Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida

Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).

Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)

Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).

F.2. Penyakit Tanaman Jeruk

a) Woody gall (Vein Enation)

Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.

b) CVPD

Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian:

gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

c) Tristeza

Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.

Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

d) Busuk akar dan pangkal batang

Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.

e) Blendok

Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.

Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.

f) Embun tepung

Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot

25 EC).

g) Jamur upas

Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida

carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.

h) Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).

i) Busuk buah

Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.

j) Kanker

Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

k) Buah gugur prematur

Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.

G. PANEN JERUK

Ciri dan Umur Panen Jeruk

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.

Cara Panen

Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.

Perkiraan Produksi Jeruk

Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.

H. PASCAPANEN TANAMAN JERUK

Pengumpulan

Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.

Penyortiran dan Penggolongan

Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

Penyimpanan

Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.

Pengemasan

Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.

Sumber: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes